KONI/KOI komit kawal kongres PSSI

DONI HERMAWAN
WASPADA ONLINE

MEDAN – Kesempatan terakhir bagi PSSI untuk memilih ketua umum dan jajaran kepengurusannya tidak boleh kembali disia-siakan. Untuk itu seluruh elemen di tanah air diminta bekerjasama untuk menyukseskan pelaksaan kongres yang wajib digelar pra 30 Juni.

Termasuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)/Komite Olimpiade Indonesia (KOI) diminta ikut mengawal pelaksanaan kongres. Tentunya untuk mencegah kongres tak lagi berakhir buntu alias deadlock.

KONI/KOI berencana memfasilitasi dua pihak yang berselisih pendapat menyoal pencalonan ketua umum dan wakil ketua umum PSSI. Dalam hal ini tentu saja Komite Normalisasi (KN) dan Komite 78 selaku pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro.

“Kita akan memfasilitasi pihak terkait yang berselisih. Untuk mencegah deadlock lagi,” ujar Ketua umum KONI/KOI, Rita Subowo.

Menurut Rita, pertentangan pendapat berpotensi besar kembali terjadi di arena kongres nanti. Dampaknya, tentu pelaksanaan kongres yang menjadi kacau tidak bisa menghasilkan keputusan.

“Kita tidak membicarakan ditolak atau tidak ditolak. Semua usaha kita adalah bagaimana usaha kita memfasilitas sebagai KONI/KOI. Supaya mereka tidak berbicara secara negatif di kongres. Sebelum kongres, semua harus sudah dikondisikan dengan baik. Dan kita mengawal dan memfasilitasi. Karena ini kesempatan terakhir bagi PSSI. Jika tak ingin sanksi yang otomatis akan jatuh,” ujarnya.

Sementara pengamat sepakbola, Yusuf Kurniawan berharap jangan kesempatan ini justru menjadi sanksi yang tertunda bagi Indonesia. Yusuf meyakini pihak pendukung GT-AP akan terus ngotot mempertahankan argumennya.

“Kita memang bersyukur diberi kesempatan lagi. Tapi jangan sampai hanya menunda sanksi. Bisa saja kongres gagal jika kondisi yang sama tetap terjadi. Apalagi pemilik suara pasti akan tetap ngotot,” ujar Yusuf.

Menurut Yusuf, dukungan dari pemerintah dan KONI/KOI sangat dibutuhkan untuk menjamin pelaksanaan kongres sampai selesai.

Editor: SASTROY BANGUN
(dat04/wol)